AlDakwah.org ---
Ketika setan dikeluarkan dari sorga dan diberi
kesempatan oleh Allah SWT untuk hidup sampai hari qiyamat, ia berjanji
di hadapan Allah SWT akan menyesatkan hamba-hamba-Nya dengan segala cara
sehingga tidak di dapati kecuali hanya sedikit dari manusia ini yang
selamat. Setan akan mengajak manusia dari perkara yang paling besar
yaitu mempersekutukan Allah SWT. Kalau tidak bisa dengan perkara yang
lebih kecil lagi seperti dosa-dosa besar, dan begitu seterusnya sehingga
hal sekecil apapun tidak pernah dilewatkan oleh setan. Oleh karena itu
Allah SWT memerintahkan kita agar menjadikan setan sebagai musuh,
sebagaimana firman-Nya:
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya
syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi
penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. 35:6)
Kita mungkin
bisa menghindari dari dosa besar seperti zina, mencuri, dan dosa-dosa
besar lainnya, tapi tidak bisa menghindari dosa kecil hanya karena
alasan dosanya kecil. Padahal kalau kita melihat dalil-dalil syar'i,
beberapa dosa tersebut dapat menjadi besar. Dan memang inilah cara-cara
setan dalam memperdaya umat ini. Oleh karena itu begitu lihainya syetan
menggunakan kesempatan. Allah SWT memerintahkan kepada kita agar
menjauhkan diri dari segala yang dilarang, yang besar maupun yang kecil.
Allah SWT berfirman yang artinya:
Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah;. (QS. 59:7)
Bagaimana dosa-dosa kecil menjadi besar?
1. Dilakukan terus-menerus
Misalnya
seorang laki-laki memandang wanita dan ini adalah zina mata, namun zina
mata lebih kecil dari zina kemaluan. Tapi dengan melakukannya
terus-menerus maka dia akan menjadi besar . Sebab tidak ada dosa kecil
kalau dilakukan terus-menerus, sebagaimana dikatakan seorang salaf:'
Tidak ada yang namanya dosa kecil kalau dilakukan terus-menerus dan
tidak ada dosa besar apabila diiringi dengan taubat".
2. Karena diremehkan
Sesungguhnya
perbuatan dosa itu apabila dianggap berat oleh seorang hamba akan
menjadi kecil di sisi Allah SWT. Karena anggapan sebuah dosa sebagai
dosa yang besar berpangkal dari hati yang benci kepadanya dan berupaya
menghindarinya.
3. Apabila seorang hamba merasa senang melakukannya
Perasaan
bangga gembira dan senang terhadap dosa, menjadikan dosa tersebut
menjadi besar. Ketika rasa senang kepada dosa kecil sudah mendominasi
diri seseorang, maka menjadi besarlah dosa kecil tersebut, dan besar
pula pengaruhnya untuk menghitamkan hatinya. Sampai-sampai ada yang
merasa bangga karena bisa melakukan sebuah dosa, padahal kegembiran pada
sebuah dosa lebih besar dari dosa itu sendiri. Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya
orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu
tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang
pedih di dunia dan di akhirat.Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui. (QS. 24:19)
Misalnya seperi orang yang berkata:
Tidakkah kamu tahu bagaiman aku membuntuti fulan dan berhasil
melihatnya" atau ucapan-ucapan dan perbuatan lainnya yang menunjukkan
sikap bangga dan senang atas perbuatan dosa. Maka semua itu menjadikan
dosa yang semula kecil menjadi besar.
4. Apabila menyepelekan tabir Allah SWT yang menutupi kesalahannya, kasih sayang-Nya dan keramahan-Nya
Sikap
santainya dalam melakukan dosa, tidak adanya rasa takut kepada Allah
SWT dan pengawasan-Nya. Perasaan aman dari siksa Allah SWT adalah
gamnbaran dari menyepelekan tabir Allah SWT. Dia tidak sadar bahwa
perbuatannya itu mendatangkan murka Allah SWT. Ibnu Abbas r.a. berkata:
Wahai orang yang berdosa, jangan merasa aman dari akibat buruknya.
Tatkala suatu dosa diikuti oleh sesuatu yang lebih besar dari dosa, jika
kamu melakukan dosa, tanpa merasa malu terhadap pengawas yang ada di
kanan kirimu, maka kamu berdosa, dan menyepelekan dosa itu lebih besar
dari dosa itu sendiri,…, kegembiraanmu dengan dosa ketika kamu sudah
melakukannya, itu lebih besar dari dosa itu sendiri, kesedihanmu atas
suatu dosa ketika ia lepas darimu (tidak dapat melaksanakannya, maka itu
lebih besar dari dosa itu sendiri. Kekhawatiranmu terhadap angin ketika
ia menggerakkan daun pintumu pada saat kamu sedang melakukan dosa serta
hatimu tidak pernah risau dengan pengawasan Allah SWT kepadamu, maka
itu lebih besar dari dosa itu sendiri".
5. Mujaharah
Yakni
apabila seseorang melakukan dosa dengan terang-terangan di depan umum
atau dengan menceritakannya kepada orang lain padahal jika ia tidak
menceritakannya orang lain tidak ada yang tahu, kecuali dia dengan
Rabbnya. Dengan sikap ini berarti ia telah mengundang hasrat orang lain
untuk melakukan dosa tersebut dan secara tidak langsung ia telah
mengajak orang lain untuk ikut melakukannya. Dalam hal ini ia telah
melakukan dua hal sekaligus yaitu dosa itu sendiri ditambah
mujaharahnya, sehingga dosanya pun menjadi besar. Rasulullah SAW
bersabda:
"Setiap umatku dapat diampuni dosa-dosanya kecuali
orang yang mengekspos dosa-nya. Contoh dari mengekspos dosa adalah
seorang yang melakukan dosa dimalam hari, kemudian pada pagi harinya,
padahal Allah SWT telah menutupi dosanya, ia mengatakan:Wahai fulan,
tadi malam saya telah melakukan demikian dan demikian. Di malam hari
Allah SWT telah menutupi perbuatan dosanya, namun di pagi harinya justru
ia sendiri yang menyiarkannya". (HR: Bukhari 5721, Baihaqi 17373,
Dailami 4795)
6. Jika dilakukan oleh orang yang menjadi panutan
Seorang
yang diangap panutan, baik ia seorang ulama atau seorang direktur
perusahaan, kepala sekolah atau siapa saja yang mempunyai pengaruh,
sehingga apabila ia melakukan suatu dosa orang-orang akan mengikutinya,
maka dosa yang dilakukannya itu menjadi besar. Sebab dosa-dosa orang
yang mengikutinya akan menjadi tanggungannya. Rasulullah SAW bersabda:
'Barangsiapa
yang membuat dalam Islam tradisi yang buruk, maka dibebankan kepadanya
dosa yang buruk itu dan dosa orang yang mengerjakannya sesudahnya tanpa
mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun. (HR: Muslim 1017, Ahmad
19179-19197)
Rasulullah SAW ketika menulis surat kepada Najasyi (
Asyhamah bin Al-Aabjar) Raja Habasyah (Ethiopia), Juraij bin Mata yang
bergelas Muqauqis raja Mesir, Kisra raja Persia, Heraqlius raja Romawi
dalam rangka mengajak mereka ke dalam Islam. Di antara isi surat
tersebut disebutkan bahwa jika mereka menolak, maka mereka akan
menanggung dosa semua kaumnya. Hal ini tiada lain karena mereka adalah
panutan bagi kaum mereka. Jika mereka masuk Islam maka dengan sendirinya
mereka juga akan masuk Islam, walaupun tidak semuanya.
Ini
adalah sebagian yang menyebabkan dosa kecil menjadi besar, kalau ada di
antara kita yang pernah salah karena pernah melakukan hal yang tersebut,
hendaklah kita bertaubat kepada Allah SWT, janganlah kita menunda-nunda
karena tidak ada yang bisa menjamin kalau kita masih akan hidup sampai
esok hari, sebab berapa banyak tanaman yang rusak sebelum keluar
tunasnya. Semoga Allah SWT memberikan kepada kita taufik-Nya.
Posted as my facebook notes on May 17, 2010 at 3:25pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar