Sahabatqu, Ikrimah
adalah seorang pemuda sholeh yang hidup di zaman Rasulullah SAW. Ia sangat
menghormati ibunya (dalam kisah ini hanya ibunya yang masih hidup). Setiap hari
Ikrimah menjenguk ibunya. Pada suatu hari, ibu Ikrimah berkata: “Ikrimah, ibu
ingin makan bersama di rumahmu”. Ikrimah sangat senang mendengar kata ibunya.
Iapun pulang dan menyampaikan keinginan ibunya kepada istrinya. Ikrimah meminta
istrinya memasak makanan kesukaan ibunya.
Pada
hari yang dijanjikan, ibu Ikrimah datang dengan membawa makanan. Ikrimah dan
istrinya menyambut kedatangan Sang Ibu dengan gembira. Makanan yang dibawa Sang
Ibu diambilnya dan di letakan di belakang. Istri Ikrimah sudah menyiapkan di
atas meja makanan kesukaan Sang Ibu mertua. Lalu Ikrimah mengajak Sang Ibu makan
bersama, memakan makanan yang sudah disiapkan istrinya. Tanpa berkata apa-apa,
Sang Ibu langsung pergi pulang ke rumahnya, dan mengunci pintu rumah. Ikrimah
binggung dengan sikap ibunya, lalu iapun menyusul ibunya. Akan tetapi ibunya
tidak membukakan pintu rumah, ia tidak mau bertemu dengan Ikrimah.
Ikrimah
sangat terpukul dengan kejadian itu. Ia sudah berusaha meminta maaf kepada
ibunya, namun ibunya tidak peduli. Ikrimah terus-terusan memikirkan ibunya,
akhirnya Ikrimah jatuh sakit. Berita sakitnya Ikrimah disampaikan kepada Sang
Ibu, namun Sang Ibu tidak terketuk hantinya untuk menjenguk Ikrimah hingga
akhirnya Ikrimahpun meninggal dunia. Berita meninggalnya Ikrimah disampaikan
kepada Sang Ibu, lagi-lagi beliau tidak peduli. Sang Ibu berkata: “Saya tidak
akan menjenguk Ikrimah, silakan saja dikubur”. Kemudian jenazah Ikrimah
dimandikan, disholatkan dan dibawa ke kuburan (Rasulullah Muhammad SAW ikut
menyelenggarakan jenazah Ikrimah).
Sesampai
di kuburan, Rasul melihat ada api bergejolak flame fire di dalam kuburan
Ikrimah. Lalu Rasul bertanya kepada orang-orang yang ada dekat kuburan: ”
Apakah ibu Ikrimah masih ada?” Semua menjawab: “Ada, ya Rasul”. Kemudian Rasul
mengirim utusan untuk menjemput ibu Ikrimah. Sang Ibupun memenuhi permintaan
Rasul, karena beliau sangat mencintai Rasul.
Sesampai
Ibu Ikrimah di kuburan, terjadilah dialog antara Rasul dan ibu Ikrimah,
kira-kira seperti berikut.
Rasul:”Ibu,
tolonglah maafkan kesalahan Ikrimah”.
Ibu
Ikrimah: “Ya Rasul, saya tidak mau memaafkannya”
Rasul:
“Apa yang membuat ibu marah sekali kepada Ikrimah”
Ibu
Ikrimah: “Saya membawa makanan ke rumah Ikrimah, saya ingin memakanya bersama
dengan keluarganya. Tapi, makanan yang saya bawa diletakan ke belakang. Saya
disuruh memakan makanan yang dimasak istrinya. Saya sangat tersinggung dengan
sikap Ikrimah. Sakit hati saya, ya Rasul”.
Rasul:
“Jadi ibu tidak akan memaafkan Ikrimah?”
Ibu
Ikrimah: “Saya tidak akan memaafkannya ya Rasul”
Karena
sang Ibu tidak akan memaafkan Ikrimah, lalu Rasul memerintahkan kepada para
pengatar jenazah Ikrimah untuk mengumpulkan kayu bakar. Kemudian Rasul membuat
api unggun. Selanjutnya, Rasul meminta Sang ibu memegang bagian kepala jenazah
Ikrimah dan Rasul memegang bagian kakinya. Sang Ibu bertanya: “Untuk apa ya
Rasul?” Rasul menjawab:”Kita lemparkan jenazah Ikrimah ke dalam api unggun
itu”. Sang Ibu menangis, beliau tidak menyangka ternyata Ikrimah akan mendapat
azab yang maha dahsyat dari Allah jika beliau tidak memaafkannya. Lalu Sang Ibu
memaafkan kesalahan Ikrimah, dan seketika itu juga api di dalam kubur Ikrimah
padam, dan Ikrimahpun baru dikuburkan.
Dalam
kisah tersebut, Ikrimah hanya salah faham atas permintaan ibunya. Ia mengira
ibunya ingin makan bersama di rumahnya, memakan masakan istrinya, jadi Sang ibu
tidak perlu repot-repot memasak. Tetapi maksud Sang Ibu berbeda, Ibunya ingin
makan bersama di rumahnya dengan memakan masakan yang dibawa ibunya. Walaupun
hanya salah faham, namun Ikrimah telah membuat hati ibunya terluka. Jika ibunya
tidak memaafkan maka azab Allah akan diterimanya. Karena itu, hormatilah kedua
orang tua terutama ibu. Jika kita berbuat dosa terhadap mereka berusahalah
untuk segera meminta maaf walaupun dosa itu tidak disengaja. Alangkah baiknya
untuk sering-sering meminta maaf kepada kedua orang tua, mana tahu orang tua
pernah tersakiti oleh kita sementara kita tidak menyadarinya. Perlakukanlah
kedua orang tua dengan sebaik-baiknya.
Pada
suatu hari seorang laki-laki datang kepada Rasul SAW dan ia bertanya” Siapakah
orang yang paling berhak untuk saya perlakukan dengan sebaik-aebaiknya?”
Rasulullah SAW menjawab: “Ibumu”. Laki-laki itu kembali bertanya: “Kemudian
siapa lagi?” Rasulullah SAW menjawab: “Ibumu”. Laki-laki itu bertanya lagi:
“Kemudian siapa lagi?” Rasulullah SAW menjawab: “Ibumu”. Laki-laki itu kembali
bertanya: “Kemudian siapa lagi?” Rasulullah SAW menjawab: “Ayahmu”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar